Tahukah kalian bahwa malaikat pernah bertanya kepada Allah Swt. Ketika Allah hendak menciptakan manusia malaikat bertanya, “Apakah Engkau akan menciptakan makhluk yang kerjaannya merusak dan menumpahkan darah, sementara kami senantiasa bertasbih dan memuji-Mu?” Allah Swt. menjawab, “Aku lebih mengetahui apa yang tidak kamu ketahui”. (Q.S. al-Baqarah/2: 30)
Menurut percakapan tersebut, jelas bahwa Allah Swt. telah menciptakan malaikat sebelum diciptakannya manusia. Jadi, malaikat itu bukan makhluk khayalan, melainkan makhluk yang benar- benar ada.
Para malaikat merupakan makhuk yang berbeda dengan kita. Mereka makhluk gaib yang diciptakan dari cahaya oleh Allah Swt. Mereka memiliki sifat sangat taat dalam menjalankan perintah-Nya dan tidak pernah ingkar sedikit pun. Mereka adalah hamba-hamba Allah Swt. yang mulia. Mereka sangat senang dan cinta kepada manusia yang berbuat mulia. Maukah kalian menjadi manusia yang dicintai Allah Swt. dan para malaikat-Nya?
Subhaanallaah, mau sekali!
A. Pengertian Iman Kepada Malaikat
Pengertian iman kepada malaikat adalah meyakini jika malaikat itu ada yang senantiasa mengawasi perbuatan baik dan buruk setiap manusia. Malaikat adalah satu-satunya mahluk yang paling yang taat kepada Allah dan senantiasa bertasbih kepada Allah tanpa henti
B. Dalil
Sama halnya dengan manusia malaikat juga termasuk makhluk Allah Swt. Mahasuci Allah yang telah menciptakan makhluk dengan berbagai macam bentuk dan keadaan. Meskipun tidak pernah berjumpa dengan malaikat, kita harus percaya akan keberadaannya. Allah Swt. menjelaskan dalam Q.S. al-Anbiyaa/21: 19 berikut ini.
“Dan milik-Nya siapa yang di langit dan di bumi. Dan (Malaikat-malaikat) yang di sisi-Nya, tidak mempunyai rasa angkuh untuk menyembah-Nya dan tidak (pula) merasa letih.”(Q.S. al-Anbiyaa/21: 19)
C. Nama dan Tugas Malaikat
D. Sifat dan Perilaku Malaikat
1. Selalu patuh kepada Allah Swt. dan tidak pernah berbuat maksiat kepada-Nya.
2. Malaikat dapat berubah wujud sesuai kehendak Allah. Kadang-kadang Jibril datang kepada Nabi Muhammad saw. menyamar seperti sahabat yang bernama Dihyah al-Kalbi, terkadang seperti sahabat dari Arab Badui.
3. Malaikat tidak makan dan tidak minum.
4. Malaikat tidak memiliki jenis kelamin.
5. Malaikat tidak pernah letih dan tidak pula berhenti beribadah kepada Allah Swt.
6. Malaikat senang mencari dan mengelilingi majelis zikir.
7. Malaikat berdoa bagi hamba yang duduk menunggu shalat berjamaah
Melalui model pembelajaran berbasis penyingkapan (discovery learning), peserta didik dapat menjelaskan hukum bacaan qolqolah, mengartikan, dan menjelaskan makna Q.S. an-Nahl/16: 114 serta Hadis terkait dengan benar serta terbiasa bertanggung jawab terhadap diri sendiri dengan mengonsumsi dan menghargai makanan dan minuman yang halal
Melalui model pembelajaran berbasis masalah (problem based learning) , peserta didik dapat memberikan contoh dan menilai perilaku sehari-hari tentang pola konsumsi sebagai penerapan Q.S. an-Nahl/16: 114 dengan benar serta terbiasa dan bertanggung jawab dalam menjaga kesehatan diri dengan mengonsumsi makanan dan minuman yang halal
Melalui pendampingan tutor sebaya, peserta didik mampu membaca dan menunjukkan hafalan Q.S. an-Nahl/16: 114 terkait dengan tartil dan terbiasa menjalankan isi bacaan yang dibacanya
Melalu model pembelajaran product based learning, peserta didik mampu menyusun bahan presentasi dan mempresentasikannya tentang mengonsumsi makanan dan minuman yang halal dan bergizi dalam kehidupan sehari-hari dengan pesan Q.S. an-Nahl/16: 114 dengan kreatif
Perhatikan Infografis berikut
Kita Simak juga video berikut
Ayo, Belajar Membaca dan Menghafal
Terjemah Q.S. an-Nahl /16: 114
Maka makanlah yang halal lagi baik dari rezeki yang telah diberikan Allah kepadamu; dan syukurilah nikmat Allah, jika kamu hanya menyembah kepada-Nya.
Islam memiliki perhatian yang besar terhadap pola konsumsi umat manusia. Berdasarkan Q.S. an-Nahl /16: 114, Islam memerintahkan umatnya untuk memakan makanan yang halal dan baik (Halalan thayyiban).
Berdasarkan penafsiran para ulama tersebut, secara istilah, kata thayyib bisa diartikan sebagai makanan yang halal, baik, dan lezat. Dengan demikian, makanan yang halalan thyyiban dapat diartikan dalam tiga pengertian, yaitu;
1) Makanan yang suci zatnya, tidak najis, dan tidak diharamkan,
2) Makanan yang tidak membahayakan tubuh dan akal pikiran,
3) Makanan yang lezat
Berdasarkan arti halalan thayyiban tersebut, ajaran Islam tentang memakan makanan tidak berhenti hanya pada kehalalan makanan saja. Selain halal, makanan juga harus baik, yakni tidak membahayakan tubuh dan akal pikiran, serta rasanya lezat.
Manfaat makanan halal dan baik atau tayyib:
1) Menyehatkan badan.
2) Menjadi penyebab amal ibadah diterima Allah.
3) Hidup menjadi tenang.
4) Terhindar dari perbuatan dosa.
5) Menjadi golongan orang soleh.
Hukum Qalqalah
A. Pengertian Qalqalah
Menurut bahasa qalqalah artinya gerak, sedangkan menurut istilah qalqalah adalah bunyi huruf yang memantul bila ia mati atau dimatikan, atau suara membalik dengan bunyi rangkap. Adapun huruf qalqalah terdiri atas lima huruf, yaitu : ق , ط , ب , ج , د agar mudah dihafal dirangkai menjadi قُطْبُ جَدٍ
B. Macam-macam Qalqalah
a.Qalqalah kubra (besar) yaitu Huruf Qalqalah yang berbaris hidup, dimatikan karena waqaf. inilah Qalqalah yang paling utama, cara membacanya dikeraskan qalqalahnya.
Iman kepada qada dan qadar termasuk rukun Iman yang ke- enam dan harus diyakini kebenarannya oleh setiap muslimin dan muslimat. Iman kepada qada dan qadar dalam kehidupan sehari-hari lebih popular dengan sebutan takdir. Iman kepada Qada dan Qadar artinya percaya dan yakin bahwasahnya Allah SWT memiliki kehendak, keputusan dan ketetapan atas semuanya makhlukNya termasuk segala sesuatu meliputi semua kejadian yang menimpa seluruh makhluk hidup, termasuk manusia dan benda-benda yang ada di alam semesta. Kejadian itu bisa berupa hidup atau mati, baik atau buruk, kemunculan atau kemusnahan.
Kita simak dahulu video berikut ini
A. Pengertian Qada dan Qadar
Arti Qada
Qada berarti hukum atau keputusan ( Q.S. Surat An- Nisa’ ayat 65 )
Qada berarti mewujudkan atau menjadikan ( Q.S. Surat Fussilat ayat 12 )
Qada berarti kehendak ( Q.S. Surat Ali Imron ayat 47 )
Qada berarti perintah ( Q.S. Surat Al- Isra’ ayat 23
Arti Qadar
Qadar berarti mengatur atau menentukan sesuatu menurut batas-batasnya ( Q.S. Surat Fussilat ayat 10 )
Qadar berarti ukuran ( Q.S. Surat Ar- Ra’du ayat 17 )
Qadar berarti kekuasaan atau kemampuan ( Q.S. Surat Al- Baqarah ayat 236 )
Qadar berarti ketentuan atau kepastian ( Q.S. Al- Mursalat ayat 23 )
Qadar berarti perwujudan kehendak Allah swt terhadap semua makhluk-Nya dalam bentuk-bentuk batasan tertentu ( Q.S. Al- Qomar ayat 49
Dengan kata lain Qada dan Qadar, adalah sama-sama merupakan ketetapan, keputusan, kehendak Allah SWT atas seluruh Makhluk-Nya. Sebagaian pendapat mengatakan Qada adalah ketetapan Allah SWT yang akan terjadi . Sedangkan Qadar, ketetapan Allah SWT yang telah terjadi atas makhluk-Nya.
B. Ciri-ciri orang yang beriman kepada qada dan qadar
Seorang muslim yang percaya akan adanya ketentuan Allah swt pastinya memiliki tingkat ketaatan yang tinggi. Karena ketentuan Allah swt menyangkut hidup di dunia dan di akherat. Adapun ciri-ciri orang yang beriman kepada qada dan qadarnya Allah swt adalah :
Mentaati perintah Allah swt dan menjauhi serta meninggalkan segala larangan Allah swt
Berusaha dan bekerja secara maksimal
Tawakkal kepada Allah swt secara menyeluruh dan berdoa
Mengisi kehidupan di dunia dengan hal-hal positif untuk mencapai kebahagiaan hidup di akherat
memperhatikan dan merenungkan kekuasaan dan kebesaran Allah swt
bersabar dalam menghadapi cobaan
C. Hubungan Qada dan Qadar
Qada dan qadar merupakan satu kesatuan. Qada merupakan ketentuan, kehendak dan kemauan Allah swt. Sedangkan Qadar merupakan perwujudan dari kehendak Allah swt. Qada bersifat qodim (lebih dahulu ada), sedangkan qadar bersifat hudus (baru). Seorang ahli bahasa Al- Qur’an, Imam Ar- Raqib mengatakan bahwa Allah swt menakdirkan segala sesuatu dengan dua macam cara yaitu : memberikan qudrah atau kekuatan dan membuat ukuran serta cara-cara tertentu. Qada dan qadar biasa dikenal dengan sebutan taqdir Allah swt.
D. Jenis -jenis takdir
1. Taqdir muallaq yaitu qada dan qadarnya Allah yang masih digantungkan pada usaha atau ikhtiar manusia. Suatu contoh seseorang ingin kaya, pintar, sehat dan lain lain ini harus melalui proses usaha untuk mencapai tujuan tersebut. Sesuatu yang tidak mungkin semuanya itu diperoleh tanpa adanya ikhtiar. Sebagaimana firman Allah swt berikut :
Artinya : “Dan bahwasannya seseorang itu tidak memperoleh selain apa yang diusahakan. Dan bahwasannya usahanya itu kelak akan diperlihatkan kepadanya, kemudian akan diberi balasan yang paling sempurna”. (QS. An- Najm : 53/39-40)
Artinya : “Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan (nasib) suatu bangsa sehingga bangsa itu mau mengubah keadaan (nasib) yang ada pada mereka sendiri”. (QS. Ar- Ra’du : 13/11)
2. Taqdir mubromyaitu qada dan qadarnya Allah swt yang sudah tidak dapat diubah lagi oleh manusia, walau ada ikhtiar dan tawakkal. Sebagaimana firman Allah swt berikut :
Artinya : “Dan tiap-tiap umat memiliki. Maka apabila telah datang waktunya mereka tidak dapat mengundurkannya barang sesaatpun dan tidak dapat pula memajukannya”. (QS. Surat Al- A’raf : 7/34)
Semua yang kamu lakukan selanjutnya harus dipasrahkan kepada Allah swt, karena Allah swt adalah zat yang mengatur dan menentukan segala sesuatunya. Sebagaimana firman Allah swt berikut :
Artinya : “Dan hanya kepada Allah hendaknya kamu bertawakkal, jika kamu benar-benar orang yang beriman”. (QS. Al- Maidah : 5/23)
E. Fungsi Iman Kepada Qada dan Qadar
Mendekatkan diri kepada Allah SWT ( Q.S. Al Hadid ayat 22 )
Mendidik manusia untuk senantiasa berusaha / ikhtiar ( Q.S. Ar Ra’du ayat 11 dan An Najm ayat 39 – 42 )
Mendidik manusia untuk senantiasa sabar dan tawakal ( Q.S. Al Baqarah ayat 155 – 156 dan Ali Imran ayat 159 )
Mendidik manusia untuk tidak besikap sombong /takabur ( Q.S. Lukman ayat 18 )
F. Contoh perilaku qada dan qadar
Haris adalah seorang murid yang cerdas. Ia jarang belajar dalam jangka waktu yang lama. Ia belajar hanya beberapa menit sebelum waktu ulangan dimulai. Ketika menerima hasil ulangannya ia mendapatkan nilai yang memuaskan.
Ketika kelas VII SMP Zahid adalah siswa yang berprestasi biasa saja. Namun berkat ketekunannya ia mampu mengejar ketertinggalan dari teman-temannya. Akhirnya pada waktu ujian akhir sekolah ia mampu menjadi yang terbaik.
Zidane berusia 13 tahun. Sekarang ia duduk di kelas VII. Kehidupan zidane masih panjang berdasarkan usia hidup rata-rata penduduk Indonesia yaitu sekitar 64 tahun. Menginjak usia yang ke 15, ia menderita sakit keras. Berbagai model pengobatan telah dijalaninya. Namun akhirnya ia meninggal dunia.
Tambahan
Dalam kehdupan kita pernah mendengar istilah Sunnatullah. Sunnatullah berasal dari kata bahasa arab sunnah yang artinya bersinonim dengan kata tariqah berarti jalan yang dilalui. Kemudian kata tersebut digabung dengan lafadz Allah swt sehingga menjadi kata majemuk Sunnatullah. Sunnatullah berarti ketentuan-ketentuan atau hukum Allah swt yang berlaku atas segenap alam dan berjalan secara tetap dan teratur.
Contohnya adalah api yang sifatnya panas dan membakar, air yang sifatnya membasahi dan mencari tempat yang rendah. Sifat seperti itu tetap dimanapun dan kapanpun. Sunnatullah terdiri dari dua macam yaitu :
1. Sunnatullah Qouliyah (قَوْلِيَةٌ) adalah Sunnatullah yang berupa wahyu tertulis yaitu Al- Qur’an
2. Sunnatullah Kauniyah (كَوْنِيَةٌ)adalah Sunnatullah yang tidak tertulis dan berupa kejadian atau fenomena alam. Contoh api itu panas dan membakar, matahari terbit dari timur dan terbenam di sebelah barat dan pergantian siang dan malam. Wallahua’lam
(dari berbagai sumber)
Untuk materi pdf dapat diunduh di tautan di bawah ini
Toleransi secara bahasa berarti tenggang rasa, dalam bahasa Arab dikenal dengan tasammuh. Secara istilah, toleransi memiliki arti saling menghargai dan menghormati perbedaan antar sesama manusia.
Toleransi terdiri dari dua macam:
1. Toleransi dengan sesama Muslim
Menghormati dan menghargai perbedaan pendapat yang ada dalam ajaran Islam
2. Toleransi dengan Non-Muslim
Menghormati dan menghargai pemeluk agama lain untuk beribadah sesuai agama dan keyakinannya masing-masing.
B. DALIL
1. Toleransi dengan sesama muslim dalam Q.S. Al-Hujurat/49:13
Cara Membaca Q.S. Al-Hujurat ayat 13
Q.S. al-Hujurat ayat 13 ini mengandung pesan yang luar biasa, yakni kita diajarkan untuk tidak membeda-bedakan orang lain berdasarkan kekayaan, warna kulit, ras, suku bangsa, dan perbedaan fisik lainnya. Akan tetapi, kita diajarkan untuk menjadi orang yang mulia di sisi Allah berdasarkan ketakwaan kita. Kita juga diperintahkan untuk saling mengenal berbagai jenis dan karakter manusia agar mampu memahami kelebihan dan kekurangan masing-masing.
Allah Swt. tidak pernah membeda-bedakan manusia dari bentuk tubuh ataupun harta bendanya, namun Allah Swt. melihat manusia dari amal shaleh dan kebersihan hatinya. Manusia yang paling mulia di sisi Allah Swt. adalah manusia yang paling banyak amal salehnya dan bersih hatinya.
Rasulullah saw. berpesan agar kita senantiasa bertoleransi dan menghargai perbedaan, seperti yang disabdakan dalam hadis berikut ini:
Artinya:
“Diriwayatkan dari Abu Hurairah yang dimarfu’kan kepada Nabi saw., beliau bersabda: “Sesungguhnya Allah tidak melihat kepada rupa dan harta benda kalian, tetapi Dia hanya memandang kepada amal dan hati kalian.” (H.R. Ibnu Majah)
2. Batasan toleransi dengan Non-Muslim dalam Q.S. Al-Kafirun
Surat ini terdiri dari enam ayat dan merupakan Surat Makkiyah. Dinamakan surat Al Kafirun yang berarti “orang-orang kafir” karena surat ini memerintahkan Rasulullah untuk berbicara kepada orang-orang kafir bahwa beliau takkan menyembah berhala yang mereka sembah. Dinamakan juga SuratAl ‘Ibadah. Karena surat ini memproklamirkan ibadah hanya kepada Allah dan takkan beribadah kepada berhala yang disembah orang kafir. Dinamakan pula SuratAd Din sebagaimana ayat terakhir.
Ibnu Katsir menjelaskan asbabun nuzul Surat Al Kafirun dalam tafsirnya. Bahwa orang-orang kafir Quraisy pernah mengajak Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam untuk menyembah berhala-berhala mereka selama satu tahun, lalu mereka akan menyembah Allah selama satu tahun. Maka Allah Subhanahu wa Ta’ala menurunkan surat ini. Penawaran seperti itu adalah penawaran yang bodoh dan konyol. Maka Allah pun menurunkan Surat Al Kafirun sebagai jawaban tegas bahwa Rasulullah berlepas diri dari agama mereka.
Surat Al Kafirun adalah jawaban tegas bahwa dalam aqidah tidak ada kompromi. Dalam ibadah tidak boleh ada pencampurbauran. Tidak mungkin Rasulullah dan orang-orang beriman menyembah berhala dan sesembahan orang kafir meskipun hanya setahun, sehari bahkan sedetik. Karena itu adalah kemusyrikan dan kekafiran.Surat ini juga menunjukkan manhaj yang jelas dalam dakwah Islam bahwa ia tidak boleh menerima tawaran apapun yang bertentangan dengan tauhid. Dan demikianlah hendaknya seluruh dai mengambil jalan sebagai Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mengambil jalan.
Setelah membaca penjelasan ini, apakah kamu siap untuk menjadi orang yang penuh dengan toleransi dan mau menghargai perbedaan?
Untuk menjadi hamba Allah Swt. yang seperti itu, tidaklah sulit, hanya perlu berlatih. Latihan yang paling sederhana adalah memulai dari lingkungan sekitar, misalnya dalam keluarga mau menghargai kesukaan anggota keluarga yang lain, dan di sekolah seperti mau menghargai pendapat teman-teman saat berdiskusi kelompok. Hal-hal seperti ini mungkin bagi kamu terlihat sepele, akan tetapi apabila kamu biasakan dalam kehidupan sehari-hari, kamu akan lebih mudah untuk bertoleransi dan menghargai perbedaan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Jika diri kita sudah terbiasa bertoleransi dan menghargai perbedaan, kehidupan akan menjadi lebih tenang dan penuh kedamaian.
Selamat Belajar soleh-solehahku,,,,😊😊😊
TUGAS:
Membaca Q.S. Al Hujurat ayat 13 beserta artinya dengan fasih dan benar. Direkam kemudian dikirimkan ke Google Classroom
Pada umumnya, kita semua dapat lebih sabar, ikhlas, dan menjadi pemaaf di saat kita diuji oleh Allah Swt. dengan berbagai hal yang menyenangkan.
Akan tetapi, saat diuji dengan kejadian yang tidak menyenangkan, seperti kesulitan hidup dan kehilangan sesuatu yang kita cintai, maka kebanyakan dari kita akan sulit menerimanya. Ujian kesulitan, kehilangan, kekurangan, musibah penyakit, atau kemiskinan adalah perkara biasa yang dihadapi oleh manusia selama hidup di dunia ini. Setiap orang pasti memiliki bermacam-macam masalah dan aneka kesulitan. Tingkatan ujian dan masalah itu pun juga berbeda-beda.
Nah, selanjutnya tinggal bagaimana caranya kita mengatasi berbagai masalah dan kesulitan itu.
Bagaimana caranya? Kuncinya ada pada keikhlasan hati, kesabaran jiwa, dan pribadi yang pemaaf. Allah Swt. telah mengajarkan ketiga hal ini
melalui ayat-ayatnya. Rasulullah juga telah memberikan contoh yang nyata.
Sebelum mengetahui arti dari ikhlas, sabar, dan pemaaf, alangkah baiknya kita membaca dalilnya terlebih dahulu
😃😃😃😃
Membaca Alquran surah Annisa ayat 146 Al-baqarah ayat 153 dan ali imron ayat 134
A. IKHLAS
1. Pengertian
Secara harfiyah, ikhlas artinya tulus dan bersih. Adapun menurut istilah, ikhlas adalah mengerjakan sesuatu kebaikan dengan semata-mata mengharap ridha Allah SWT. Ikhlas merupakan syarat mutlak diterimanya amal
2. Dalil
Q.S. An-Nisa/4: 146
Artinya:
“Kecuali orang-orang yang taubat dan mengadakan perbaikan dan berpegang teguh pada (agama) Allah dan tulus ikhlas (mengerjakan) agama mereka karena Allah. Maka mereka itu adalah bersama-sama orang yang beriman dan kelak Allah akan memberikan kepada orang-orang yang beriman pahala yang besar." (Q.S. an-Nisa/4: 146)
3. Aplikasi/Penerapan
Perilaku ikhlas sebagai penghayatan dan pengamalan Q.S. An-Nisa 146 dalam kehidupan sehari-hari dapat diwujudkan dengan cara:
a. Gemar melakukan perbuatan terpuji dan tidak di pamerkan kepada orang lain;
b. Ikhlas dalam beribadah, semata-mata karena Allah Swt.;
c. Tidak mengharapkan pujian atau sanjungan dari orang lain;
d. Selalu berhati-hati dalam bertindak atau berperilaku;
e. Tidak pernah membedakan antara amal besar dan amal kecil;
f. Tidak menghitung-hitung apalagi mengungkit-ungkit kebaikan yang pernah
diberikan kepada orang lain.
B. SABAR
1. Pengertian
Sabar berasal dari kata "sobaro-yasbiru" artinya menahan. Sedangkan menurut istilah, sabar adalah menahan diri dari kesusahan dan menyikapinya secara syariah dan akal, menjaga lisan dari celaan, dan menahan anggota badan dari berbuat dosa dan sebagainya.
2. Dalil
Q.S. Al-Baqarah/2: 153
Artinya:
“Wahai orang-orang yang beriman! Mohonlah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan salat. Sungguh, Allah beserta orang-orang yang sabar"
3. Aplikasi/Penerapan
Perilaku sabar sebagai penghayatan dan pengamalan Q.S. al-Baqarah/2: 153 dalam kehidupan sehari-hari dapat diwujudkan dengan cara sebagai berikut.
a. Sabar dalam menjalankan perintah Allah Swt.
1) Ketika mendengar azan segera menuju ke masjid untuk melaksanakan shalat berjamaah;
2) Ketika bel berbunyi segera masuk kelas untuk mengikuti pelajaran;
3) Saat orang tua memanggil, segera menghadap dan menemui agar tidak mengecewakannya.
b. Sabar dalam menjauhi maksiat atau meninggalkan larangan Allah Swt.
1) Ketika diajak membolos segera menolak dan menghindari teman-teman yang bersekongkol untuk membolos;
2) Saat diajak tawuran segera menolak dan menjauhi teman-teman yang mengajaknya;
3) Tidak cepat marah dan main hakim sendiri.
c. Sabar dalam menerima dan menghadapi musibah
1) Ketika terkena musibah sakit tidak mengeluh dan tidak putus asa untuk berusaha mencari obatnya;
2) Ketika terkena musibah tidak mengeluh dan tidak menyalahkan Allah dan orang lain.
C. PEMAAF
1. Pengertian
Pemaaf berarti orang yang rela memberi maaf kepada orang lain. Sikap pemaaf berarti sikap suka memaafkan kesalahan orangn lain tanpa sedikit pun ada rasa benci dan keinginan untuk membalasanya. Dalam bahasa Arab sikap pemaaf disebut Al-'afw yang juga memiliki arti bertambah (berlebih), penghapusan, ampun, atau anugerah.
2. Dalil
Q.S. Ali Imran/3: 134
Artinya:
“(yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan.”
3. Aplikasi/Penerapan
Perilaku pemaaf sebagai penghayatan dan pengamalan Q.S. Ali-Imran/3: 134 dalam kehidupan sehari-hari dapat diwujudkan dengan:
a. Memberikan maaf dengan ikhlas kepada orang yang meminta maaf;
b. Meminta maaf atas kesalahan yang diperbuat;
c. Tidak memendam rasa benci dan perasaan dendam kepada orang lain
Setelah kamu dapat membaca dan memahami isi kandungan Q.S. an-Nisa/4:146, Q.S. al-Baqarah/2: 153 dan Q.S. Ali-Imran/3: 134 dengan lancar, ibu harapkan kamu harus bisa menμnjukkan sikap Ikhlas, Sabar dan Pemaaf dalam kehidupan sehari-hari.
Selamat Belajar soleh-solehahku,,,,,😊😊😊
TUGAS:
Membaca Q.S. An-Nisa ayat 146, Q.S. Al-Baqarah ayat 153, dan Q.S. Ali Imran ayat 134 dengan fasih dan benar. Direkam kemudian dikirimkan ke Google Classroom.